Light Red Pointer

Repeat... Sleep, Eat, Love, Peace, Code, Pray Until... Die.

Friday 1 January 2016

Naik Lift [Cerpen]

Liburan merupakan sarana untuk berkumpul, bersantai dan mempererat tali persadauraan dengan keluarga tercinta. Suasana malam minggu di Kota Bandung yang ramai dengan gemerlap lampu-lampu di sepanjang jalan mengiringi perjalanan keluarga tersebut ke suatu tempat penginapan. Mereka memilih hotel Grand Royal Panghegar sebagai tempat penginapan.  Dengan kondisi lelah dan perut yang keroncongan, sampailah mereka di tempat tujuan dan tidak lupa makan malam terlebih dahulu sebelum beristirahat.

Setelah makan malam selesai, aku, Fitri, bersama saudara-saudaraku bergegas ke kamar untuk merapihkan baju-baju. Kamarku terletak di lantai 8 hotel tersebut. Tetapi, setibanya di kamar, handphoneku berdering.  Kulihat terlebih dahulu telepon itu dari siapa dan ternyata itu telepon dari Bude Yayu, budeku yang berasal dari Sragen. “Halo, ada apa bude?”, ucap Fitri. “Ndok, bude masih di lantai 1 ini. Tolong jemput bude ndok.”,  jawab Bude Yayu dengan logat jawanya. “Loh kenapa bude, langsung saja naik ke lantai 8. Liftnya ada di dekat tempat makan kita tadi.”, balas Fitri. “Aduh ndok, bude takut naik lift sendiri. Takut terjadi apa-apa nanti kalau hanya sendiri di dalam lift. Jemput bude ya ndok? Tolong,” pinta Bude Yayu. “Yasudah, tunggu di dekat lift ya bude. Aku turun ke bawah.”, jawab Fitri. 

Kurang dari 5 menit, aku sampai di lantai 1 dan menemui Bude Yayu. Saat di dalam lift menuju lantai 8, aku mengutarakan rasa heranku, “Fitri heran sama Bude”, ucap Fitri. “Heran opo sih ndok?”, jawab Bude Yayu. “Seingatku dulu, Bude itu berani melakukan apapun sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.” Balas Fitri. Sambil berbisik dan sedikit menahan tawa, Bude menjawab pertanyaanku. “ Jujur saja ndok, Bude tidak tahu Cara menggunakan lift.". Sontak aku terkuejut dan tertawa mendengar jawaban Dari Bude Yayu :D

No comments:

Post a Comment

© Fiyu Ang , AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena